Jaang Ngulur Naga di Tenggarong, Sugeng Naga Bekenyawa di Samarinda Seberang

Sudah dilihat 376 Kali, Hari ini saja ada 2 Kali dilihat

SAMARINDA. Puncak Erau Adat Keraton Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura, Minggu (15/9) juga tak terlepas dengan keterlibatan Kota Samarinda yang dulunya merupakan wilayah kerajaan Kutai.
Pelaksanaan puncak adat Erau yang terpusat di Keraton (museum) berada di Tenggarong, kemudian Samarinda Seberang untuk prosesi Naga Bekenyawa (Naga Beristirahat) dan terakhir di Kutai Lama sebagai cikal bakal kerajaan Kutai.
Petinggi Pemkot Samarinda pun terlibat dengan Erau Adat Keraton ini. Wakil Walikota Samarinda M Barkati pada acara adat pembukaan, Minggu (8/9). Walikota Samarinda Syaharie Jaang pada puncaknya di Keraton, mulai Ngulur Naga hingga Belimbur bersama Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura XXI Pangeran Aji Muhammad Arifin dan Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi. Sedangkan Naga Bekenyawa oleh Sekretaris Daerah Kota Samarinda Sugeng Chairuddin yang berlangsung di Dermaga Aji Muhammad Parikesit, Kecamatan Samarinda Seberang.
Naga Bekenyawa sendiri adalah prosesi dimana rombongan Pembawa Naga yang dipimpin Putra Mahkota Kesultanan Kutai Kartanegara, Adji Pangeran Harjo Adi Kesuma beristirahat di Samarinda Seberang, sebelum melanjutkan prosesi Mengulur Naga yang akan dilaksanakan di Kutai Lama.
Kedatangan Putra Mahkota yang menaiki speedboat ini disambut hangat masyarakat setempat. Beralaskan Karpet Kuning khas Kesultanan, pangeran pun diarak menuju panggung. Suguhan tari Paduppa dari gadis-gadis Bugis pun turut memeriahkan.
Sugeng Chairuddin yang mewakili Walikota mengapresiasi acara rutin tahunan. 
“Melalui kesenian dan kebudayaan kita dapat menelusuri sejarah yang menjadikan ciri kita sebagai suatu bangsa yang memiliki beragam adat istiadat,” ujarnya. 
Dalam perkembangannya, budaya dan seni berkembang sampai ke daerah yang jauh dari tempat dimana dia berasal, seperti halnya budaya Ngulur Naga yang akan dilaksanakan di Kutai Lama dan Naga Bekenyawa sebagai tempat persinggahannya.
Ia berharap melalui Upacara adat ini akan selalu terjalin persaudaraan antara Kesultanan Kutai Kartanegara dan pemerintah, serta seluruh masyarakat.
Sebelum Putra Mahkota melanjutkan perjalanan ke Kutai Lama, acara dilanjutkan dengan prosesi Tepong Tawar terhadap Putra Mahkota dan kerabat Kusultanan Kutai. (kmf15)
Penulis: Thohir –Editor: Doni
Siaran Pers No.671/KM/KOMINFO/IX/2019
Tanggal 16 September 2019
Tentang :