Barkati : Budaya Bisa Sebagai Alat Perekat Masyarakat

Sudah dilihat 490 Kali, Hari ini saja ada 4 Kali dilihat

SAMARINDA. Gelar Adat Tradisi 2019 Kompetisi Jaranan se-Kaltim baru-baru ini digelar dengan memperebutkan Trophy Bergilir Walikota Samarinda Syaharie Jaang di Museum Taman Samarendah dan dibuka oleh Wakil Walikota Samarinda Muhammad Barkati ditandai dengan sabetan pecut.
Seperti dietahui bersama, budaya seni jaranan sangat berkembang pesat sampai ke mancanegara. 

“Meski awalnya tumbuh di pulau Jawa tetapi kini bisa berkembang di Samarinda. Melalui seni budaya ini bisa sebagai alat perekat antar warga masyarakat dan kita wajib menumbuh kembangkan juga melestarikan sebagai aset budaya nasional,” jelas Barkati dalam sambutannya.
Barkati menambahkan agar seni budaya dapat bermanfaat dan dikenal masyarakat Samarinda, maka bisa menyelenggarakan even setiap Minggu.
“Mohon diprogramkan untuk Dinas Kebudayaan Kota Samarinda agar setiap minggu kita adakan pagelaran-pagelaran seni budaya. Tujuannya untuk bisa menginventarisir kebudayaan dari suku-suku yang berada di Kota Samarinda, sehingga bisa bergiliran tampil di depan Museum Taman Samarendah. Karena kalau bukan kita yang memprakarsai dan memulainya, nanti gedung yang kita buat ini seolah-olah tidak bermanfaat di mata masyarakat. Karena kita tidak ingin apa yang telah kita bangun tidak bermanfaat dan mubadzir. Mungkin setiap minggu bisa kita gilir dari budaya yang ada. Saya fikir mereka juga tidak akan minta insentifnya, paling cuma minta transportnya. Paguyuban budaya juga bangga karena bisa menampilkan seni budaya mereka dan kita hanya memberi fasilitas yang digunakan. Disini akan kita tunjukkan untuk menyatukan perbedaan-perbedaan dengan satu tujuan untuk Samarinda dan Indonesia,” paparnya.
Sementara itu Herry Nurdy sebagai Ketua Panitia menjelaskan setelah dibuka nanti acaranya akan berlangsung dan diselenggarakan di Taman Borneo Kebun Raya Samarinda mulai tanggal 3 November sampai akhir Desember 2019 dan dilaksanakan setiap Sabtu dan Minggu secara terus menerus. 
“Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari Pemkot Samarinda melalui Dinas Kebudayaan dengan tujuan melestarikan, serta mengembangkan adat tradisi yang kita miliki di Kota Samarinda agar jangan sampai punah tergerus zaman. Kami Dinas Kebudayaan sudah menggelar beberapa agenda untuk kegiatan adat tradisi pada tahun 2019 ini, antara lain bulan Juli 2019 kemarin ada 2 even tradisi yaitu acara Mitoni (memperingati 7 bulanan untuk Suku Jawa) dan Naik Ayun untuk suku Banjar. Insya Allah pada hari Senin (28/10) ada kegiatan kolaborasi seni kolosal perpaduan 3 OPD yaitu Kesbang, Disdik Kota Samarinda dan Dinas Kebudayaan yang akan ditampilkan di GOR Segiri Samarinda,” terang Herry Nurdy.
Kemudian untuk tahun 2020 Dinas Kebudayaan Kota Samarinda akan mengagendakan sedikitnya 23 event dan rencananya akan mengirim tim kesenian-kesenian ini keluar daerah. 
“Kami juga mengagendakan akan kembali menghidupkan Teater Sandima dengan memasukkannya di program sekolah-sekolah. Pengisian panggung seperti Citra Niaga, Mini Teater di Museum Samarendah dan Tepian, serta pentas keliling Sandima. Kita juga ingin mengembangkan lagi tradisi lama yang mulai pudar termasuk juga kegiatan suku-suku lain,” katanya.
Termasuk sebutnya ada 6 suku yang budayanya segera diangkat untuk tahun depan ada budaya Kutai, Melayu, Cina, Madura, Bugis, Dayak. 
“Mudah-mudahan dari agenda ini menjadi catatan Pemkot Samarinda melalui Dinas Pariwisata untuk dipromosikan melalui Diskominfo agar bersama memajukan Kota Samarinda,” tutup Herry yang juga Sekretaris Dinas Kebudayaan. (kmf5)
Penulis: Afdani –Editor: Doni
Siaran Pers No.776/KM/KOMINFO/X/2019
Tanggal 29 Oktober 2019