Sudah dilihat 329 Kali, Hari ini saja ada 2 Kali dilihat
SAMARINDA. MEDIAIBUKOTA- Tingkat inflasi di Kota Samarinda pada bulan Februari 2023 lalu tercatat sebesar 0,40 persen secara tahun kalender dan secara tahunan ke tahun tercatat 4,97 persen (years on years).
Demikian dilaporkan Kepala BPS Samarinda Rosmawati saat mengikuti rapat pembahasan teknis pengendalian inflasi, di gedung Balai Kota, Senin (6/3/2023). Angka ini tentu lebih rendah dibanding inflasi nasional yang mencapai 5,47 persen (years on years) dan 0,50 persen secara tahun kalender.
Menurut Rosmawati ada berbagai hal yang memicu laju inflasi di bulan Februari lalu, diantaranya harga sewa rumah, sayur bayam, harga jual-beli kendaraan seperti sepeda motor dan mobil, harga rokok kretek hingga ikan nila dan susu bubuk yang mempengaruhi pergerakan harga komoditas di sepanjang Februari kemarin.
Namun ujarnya ada pula beberapa komoditi yang tingkat harganya justeru memberikan dampak deflasi bagi Samarinda seperti angkutan udara, ikan layang, jagung dan daging ayam. Ini dikarenakan minimnya permintaan.
Rosmawati mengingatkan, agar dalam bulan Maret ini pemerintah daerah waspada dalam menghadapi lonjakan permintaan yang tinggi beberapa komoditas. Hal ini mengingat masa menjelang bulan Ramadhan dan Lebaran Idul Fitri. Terutama dalam hal kebutuhan sandang, pangan dan transportasi .
Wakil Wali Kota Samarinda Dr H Rusmadi yang memimpin langsung rapat menjelaskan bahwa konsentrasi Pemkot saat ini adalah terhadap kenaikan harga pangan. Oleh sebab itu, sangat penting operasi pasar murah dilakukan oleh instansi terkait untuk segera digelar menjelang bulan Ramadhan nanti.
“Seperti mobil inflasi yang sudah berjalan di minggu pertama setiap bulan perlu untuk digencarkan. Begitu pun dengan operasi pasar pangan yang mulai berlangsung besok di kantor ketahanan pangan juga perlu digalakkan di 10 Kecamatan,”pinta Wawali.
Ia juga menyambut baik, perkiraan panen cabai di lahan 10 hektare yang tersebar di Samarinda saat masuk bulan Ramadhan nanti. Sehingga langkah ini menurutnya sebagai strategi dalam menjaga ketersediaan dan harga cabai yang fluktuatif.
Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Carnavian melalui rapat pengendalian inflasi bersama kepala daerah Senin paginya mengatakan, laju inflasi nasional bulan Februari mengalami kenaikan jika dibanding bulan Januari.
“Boleh dibilang ini sebenarnya menjadi bad news bagi kita, karena inflasi nasional pada Februari kemarin tercatat diangka 5,47 persen, dan lebih tinggi dari bulan Januari yang berada diangka 5,28 persen,”ungkapnya.
Kendati demikian, lanjut Tito pertumbuhan ekonomi nasional jauh lebih stabil berada pada angka 5,3 persen. Dan mendapat apresiasi dari kedubes Jerman dimana pertumbuhan ekonomi di negara tersebut hanya mencapai 0,1 persen saja. (ADV/MIK/KMF-SMD)