Andi Harun: Jangan Pisahkan Agama dengan Politik

Sudah dilihat 667 Kali, Hari ini saja ada 2 Kali dilihat

SAMARINDA, KOMINFONEWS- Agama merupakan tata nilai, sedangkan politik adalah instrumennya. Oleh karena itu tidak bisa dipisahkan antara politik dengan agama.

Demikian disampaikan oleh Wali Kota Samarinda Dr H Andi Harun di hadapan peserta Klinik Politik Pengurus Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (PC-IMM) kota Samarinda, Sabtu (24/02/2023) malam.

Dalam kegiatan yang diselenggarakan di kampus Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur (UMKT), Andi Harun yang juga seorang alumni IMM ini menyampaikan materi tentang cara berpolitik yang baik yang dikaitkannya dengan nilai-nilai agama Islam.

“Politik itu kotor bukan dikarenakan politiknya yang buruk, namun karena oknum politisinya yang jelek,” ujar Andi Harun. Oleh karena itu dia mengajak agar dalam pemilu nanti jangan hanya melihat partainya namun juga kepada kualitas orangnya.

Orang nomor satu di Pemerintah Kota Samarinda ini juga mengajak para yuniornya di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah ini agar memilki kesadaran berpolitik, karena dalam sudut pandang Islam politik merupakan sarana untuk memperjuangkan kemaslahatan ummat.

Politik atau yang dalam istilah fiqih Islam disebut dengan siyasah tidak bisa dipisahkan dengan perkara kepemimpinan. Sedangkan persoalan kepemimpinan menurut para ulama, termasuk Imam Al Ghazali hukumnya fardhu kifayah. Yakni wajib untuk dilakukan oleh sebagian orang untuk kepentingan banyak orang.

“Bahkan Ibnu Taimiyah membuat kitab yang khusus membahas persoalan kepemimpinan,” ujar Andi Harun dalam acara yang juga dihadiri oleh Politisi senior Masykur Sarmian ini.

Sebelumnya di awal penyampaian materi, Wali Kota Andi Harun membuka paparannya dengan tiga pesan penting bagi para Mahasiswa Muhammadiyah yang mengikuti Klinik Politik malam ini. Yang pertama adalah agar politisi itu mengokohkan keimanannya dan konsisten dengan keimanan tersebut supaya tidak tergoyahkan oleh berbagai godaan.

Yang kedua ujar Andi Harun, setiap politisi itu harus berorientasi pada kemasalahatan orang banyak. Politisi yang baik adalah yang mengamalkan hadits Nabi Muhammad “Khairunnas Anfa’uhum linnas” (sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lainnya).

Yang ketiga, Andi Harun mengingatkan semuanya untuk pandai bersyukur. Dia mengutip hadits Nabi Muhammad yang diriwayatkan dari Abu Hurairah “man laa yasykurun naas, laa yasykurullah” (siapa yang tidak berterimakasih kepada manusia, dia tak berterimakasih kepada Allah).

Oleh karenanya ketua Partai Gerindra Kaltim ini mengajak peserta klinik politik IMM untuk pandai berterimakasih kepada sesama manusia. Hal ini penting sebagai bagian dari etika yang dimiliki oleh politisi yang baik. Politisi yang memiliki kejujuran dan istiqomah dalam memperjuangkan tujuan mulia dari politik tersebut. (ASYA/KMF-SMR