Sudah dilihat 357 Kali, Hari ini saja ada 3 Kali dilihat
SAMARINDA, MEDIAIBUKOTA- Bertempat di ruang kerjanya, Wakil Wali Kota Samarinda Dr H Rusmadi Wongso menerima kunjungan ULS (Unit Layanan Strategis) Ekosistem Tropis dan Pembangunan Berkelanjutan atau Research Centre for Tropical Ecosystem and Sustainable Development (TESD) Universitas Mulawarman.
Pertemuan yang berlangsung santai pada Senin (13/02/2023) siang ini mendiskusikan berbagai hal, terutama mengenai penanganan Sungai Karang Mumus yang menjadi salah satu kawasan penting di kota Samarinda. Unit Layanan milik Universitas Mulawarman (Unmul) ini memberikan masukan kepada Pemerintah Kota tentang bagaimana pengelolaan kawasan Sungai tersebut.
Berbagai masukan bahkan program kegiatan kelompok akademisi ini tentu saja mendapat apresiasi yang sangat besar dari Rusmadi Wongso. Wakil Wali Kota Samarinda ini mengaku bahwa upaya penanganan jalur sungai Karang Mumus sangat sejalan dengan 10 program utama Pemerintah Kota Samarinda.
Tim yang terdiri dari Erly Rosita, Ibrahim, Heru Herlambang dan Jufriah ini memaparkan bahwa ada beberapa permasalahan yang saat ini masih dihadapi diantaranya adalah bahwa dari sisi masyarakat, masyarakat di kawasan sempadan Sungau Karang Mumus (SKM) masih memanfaatkannya untuk MCK (mandi, cuci, kakus) dan lain-lain, tapi tidak turut menjaga kebersihan sungai. Dan rendahnya kepedulian pengelolaan dampah dan limbah di sini.
Sementara itu di sisi kebijakan, pola pengelolaan Sumber Daya Air WS Mahakam, eksistensi pengelolaan Daerah Aliran Sungai Karang Mumus (DAS KM) belum detil karena pendekatannya untuk sungai besar. Juga arahan dalam dokumen RPJP, RPJMD, RTRW dan KLHS di Provinsi Kaltim, Kota Samarinda dan Kabupaten Kukar harus diperjelas pola pendekatan pengelolaan DAS KM tidak bertumpu pada penanggulangan banjir. Konsep penataan DAS KM, 1998 Program Kali Bersih (PROKASIH), 1998 penataan pasca banjir besar program relokasi. Mitigasi bencana, meningkatnya lahan kritis dan dampak perubahan iklim.
Oleh karena itulah kelompok Ilmuan ini melakukan berbagai langkah, termasuk mengadakan pendekatan dan komunikasi dengan berbagai pihak termasuk pemerintah agar para pemegang kebijakan tersebut bisa menghasilkan kebijakan, lembaga, dokumen perencanaan sebagai acuan dalam pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi kegiatan program pengelolaan dan penataan DAS Karang Mumus.
Melalui pertemuan ini mereka juga memaparkan dengan rinci langkah-langkah dan rencana penataan Sungai Karang Mumus agar tetap lestari, dan selain menjadi objek wisata juga menjadi ekosistem yang mendukung kehidupan hewan, tumbuhan serta manusia.
Paparan ini mendapat perhatian dari Wakil Wali Kota. Dengan serius tokoh alumni Universitas Mulawarman ini menyimak dan menanggapi dengan mendalam pula. Menurut Rusmadi keberadaan Sungai-Sungai seperti Mahakam dan Karang Mumus, selain menjadi ciri khas yang tak terpisahkan dari Kota Samarinda, juga memiliki nilai ekonomi dan nilai sejarah.
Rusmadi juga sempat mengaitkan pentingnya kedua sungai ini dan sejarah kebudayaan Kalimantan Timur dengan Kerajaan Mulawarmannya yang dikenal sebagai Kerajaan Tertua di Nusantara. Dengan terpilihnya Kalimantan Timur sebagai lokasi Ibu Kota Negara tidak mustahil ini sebagai era kembalinya pusat peradaban Nusantara ke daerah ini.
Berkaitan dengan Sungai Mahakam dan Karang Mumus, maka dua objek penting bagi kota Samarinda ini memang sudah seharusnya mendapatkan perhatian khusus dari semua pihak, terutama pemerintah. Namun demikian dia mengingatkan dibutuhkan sinergi dan kebersamaan mulai pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota mengingat wewenang pengelolaan sungai ada pada semua lini tersebut.
Maka, upaya ILS-TESD yang bergerak menjalin komunikasi kepada semua pihak, bahkan menawarkan rancangan yang detil seperti ini adalah hal yang sangat bagus. Rusmadi sendiri menyatakan dukungan dan apresiasinya. Yang jelas, dari sisi pemerintah kota, hal ini sangat sesuai dengan program prioritas yang sedang dijalankan oleh pemerintahan Andi Harun-Rusmadi Wongso. (ADV/KMF-SMR)