Dispusip Kutim Inginkan Sejarah Jadi Dokumen Elektronik

Sudah dilihat 525 Kali, Hari ini saja ada 4 Kali dilihat

SANGATTA, MEDIAIBUKOTA- Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Kutai Timur Dr Ayub menegaskan harapannya menyimpan dan mengamankan dokumen sejarah Kutai Timur terlebih dalam bentuk elektronik. Namun keinginan itu terhalang keterbatasan anggaran dan sumber daya manusia (SDM), sehingga program tersebut, belum bisa terimplementasikan.

“Program kami sudah ada, tinggal implementasinya. Karena program ini hanya dapat diwujudkan dengan dukungan anggaran dan sumber daya manusia,” katanya di ruang kerjanya, Senin, (28/11/2022).

Dia mengatakan, kalau dari segi SDM untuk mengamankan dan menata arsip negara, dari berbagai SKPD hingga tingkat desa, maka di sana harus ada pegawai yang kompeten, terlatih. Untuk SKPD, minimal ada dua orang arsiparis dan dua orang staf, yang memang sudah terlatih menata arsip.

“Masalah ini, untuk melatih pegawai, akan dilakukan Bimtek. Kami sudah konek dengan Dispusip Provinsi. Mudah-mudahan bimtek ini terealisasi tahun depan. Kalau ini direalisasikan, maka yang akan diikutkan, termasuk pegawai hingga tingkat desa, yang memang menangani arsip,” katanya.

Ia mengatakan untuk masalah sarana, diakui, pihaknya kini sedang berusaha untuk membuat arsip dalam bentuk arsip elektronik. Ini dimaksudkan agar ketika terjadi masalah di gudang yang penyimpanan arsip dalam bentuk fisik, maka ada arsip digital, yang aman, yang dapat dibuka dalam waktu singkat.

“Tapi, lagi-lagi, ini juga butuh dana. Kalau tidak ada dana, untuk pengadaan sarana parasarana (Sapras) tentu sulit kami wujudkan,” katanya.

Diakui, jika harapan mereka mendapat anggaran dan sumber daya manusia sesuai dengan kebutuhan dinas, maka tentu ke depan dinas ini akan dihargai, karena mampu menyimpan arsip yang akan menjadi sejarah masa depan Kutim.

Karena saat ini saja, meskipun Kutim masih berumur 20 tahun lebih, banyak arsip yang hingga kini belum ditemukan.

Padahal, kalau sejak awal itu tersimpan dengan baik, maka tidak akan menjadi pekerjaan saat ini, untuk mencari bukti autentik sejarah kutim. Tapi, meskipun banyak dokumen yang belum ditemukan, mereka akan terus berusaha untuk mencari keberadaanya.

“Tapi, memang itu butuh anggaran untuk mencarinya. Karena bisa saja, dokumen itu ada di perorangan, yang tentu harus ditelusuri. Dan ini butuh anggaran,” ujarnya. (adv/lk/dho)