Sudah dilihat 566 Kali, Hari ini saja ada 2 Kali dilihat
SAMARINDA, MEDIAIBUKOTA- Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2 Samarinda menggelar Diskusi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dengan tema “Membuat Konten Bermanfaat Untuk Spandaku” di aula sekolah ini, Selasa (20/09/2022). Acara menghadirkan dua orang narasumber yakni, Abdillah Syafei dari Dinas Komunikaswi dan Informatika kota Samarinda dan ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kaltim Endro S Efendi.
Menurut ketua penyelenggara, Nurul Ulfa Apriliani, S.Pd., M.Pd kegiatan ini merupakan implementasi dari Kurikulum Merdeka yang mulai diterapkan tahun ini di kelas 7. Dalam kurikulum baru ini pembelajaran dikemas dalam bentuk projek yang nantinya akan diterapkan ke siswa. Dengan metode ini diharapkan akan terbangun karakter para siswa tersebut sesuai tema yang diangkat.
Dengan mengacu kepada kepada dimensi Profil Pembelajar Pancasila dan mengangkat tema Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI, projek “Filter Faedah: Konten Berfaedah untuk Spandaku” bertujuan untuk membentuk siswa SMP Negeri 2 Samarinda yang memiliki kesadaran terhadap pentingnya mengakses dan membuat konten media sosial yang bermanfaat. Tidak hanya bagi dirinya sendiri namun untuk semua orang yang dapat mengakses konten tersebut.
Ulfa menjelaskan, ada beberapa tahap dalam projek ini, yakni mulai dari tahap pengenalan, tahap kontekstualisasi, tahap aksi, serta tahap refleksi dan tindak lanjut.
Siswa akan diajak untuk memulai projek dengan tahap pengenalan. Tahap ini akan membawa siswa untuk mendefinisikan kata ‘faedah’ dan membahas proses filtering atau penyaringan yang terjadi di kepala saat mengakses ke konten media sosial. ini dilakukan agar siswa dapat memahami permainan kata yang digunakan dalam judul projek ini untuk memberikan gambaran mengenai projek yang akan dilakukan.
Setelah itu, mereka akan diajak untuk eksplorasi isu untuk melihat masalah nyata yang disebabkan konten yang tidak bermanfaat. Siswa juga diajak untuk memahami jenis-jenis konten media sosial beserta tujuan dan dampak yang disebabkan oleh konten-konten tersebut. Tujuannya, agar siswa mampu membuat hubungan untuk menetapkan kriteria konten yang berfaedah dan hal-hal yang harus diperhatikan dalam membuat konten.
Selanjutnya adalah tahap kontekstualisasi. Siswa diajak untuk menilai kualitas konten sosial media yang digemari teman-teman sekitarnya. Di waktu yang sama, mereka akan mencari tahu konten yang digemari oleh target audience dan mempertimbangkan dampak yang bisa terjadi jika teman-temannya terus melihat konten yang tidak berfaedah. Setelah itu, mereka akan mencari tahu apa yang bisa dilakukan untuk menjawab masalah yang ada. Hal-hal tersebut akan menjadi pertimbangan saat mereka melakukan brainstorm ide untuk konten berfaedah yang bisa mereka buat dan bentuk kampanye yang bisa dilakukan di akhir tahap ini.
Dalam tahap aksi, narasumber ahli akan diundang untuk berkolaborasi dengan siswa untuk menguasai pengetahuan atau keterampilan spesifik dalam menjalankan action plan yang sudah dibuat. Perayaan dari projek ini dilakukan di tahap refleksi & tindak lanjut. Hasil kerja siswa selama projek ini akan dipublikasikan. Di akhir projek, siswa diajak untuk mengevaluasi aksi yang sudah dilakukan agar dapat membuatnya menjadi lebih berkelanjutan.
Melalui projek ini, siswa diharapkan akan mengembangkan lima dimensi Profil Pelajar Pancasila, yaitu Beriman, Bertakwa kepada Tuhan YME, dan Berakhlak Mulia, Mandiri, Bergotong Royong, Bernalar Kritis, dan Kreatif beserta sub-elemen yang ditentukan.
“Kami sangat berterimakasih atas kerjasama dengan Kominfo yang bersedia memberikan pengarahan kepada siswa siswi kelas 7 ini. Kominfo sesuai dengan perannya kami pilih karena selaras dengan tema projek p5 ini,” ujar Nurul Ulfa Apriliani, S.Pd., M.Pd. Dia berharap dengan hadirnya Kominfo hari ini memberikan wawasan dan pandangan kepada siswa SMPN 2 agar tidak terjerumus dalam berita hoax dan konten yang tidak berfaedah.
“Kami harap kerjasama dengan Kominfo tidak terputus disini namun dapat terlibat dalam kegiatan pembelajaran lainnya. Karena Kominfo memiliki peran penting yang sudah seharusnya ‘akrab’ dengan siswa siswi generasi z yang tumbuh dan hidup dengan teknologi.” pungkasnya. (DIL/MIK)