Gerakan Sekolah Sehat, Aman, Ramah Anak, dan Menyenangkan

Sudah dilihat 3,380 Kali, Hari ini saja ada 6 Kali dilihat

Sekolah adalah rumah kedua bagi anak. Di tempat inilah orang tua mempercayakkan anak-anaknya untuk didik menjadi orang-orang yang sukses yang bermanfaat bagi agama, orang tua, masyarakat, bangsa, dan negara. Sejuta impian orang tua untuk anak-anaknya diserahkan kepada sekolah.

Untuk membuat sekolah lebih menyenangkan, Ki Hadjar Dewantara memperkenalkan sistem among, yakni metode pembelajaran yang didasarkan konsep asih, asah, dan asuh (care and dedication based on live). Pendidikan sistem among bersendikan dua hal yaitu: kodrat alam dan kemerdekaan. Artiny, pendidikandalam hal ini sekolah harus mampu mengembalikan peserta didik sebagai manusia mandiri, sehingga sekolah merupakan upaya membangun peserta didik untuk menjadi manusia beriman dan bertaqwa, merdeka lahir dan batin, budi perkerti luhur, cerdas dan berketerampilan, serta sehat jasmani dan rohani.

Namun, tidak semua sekolah memiliki konsep seperti yang ideal. Pelbagai upaya untuk membuat sekolah menjadi menyenangkan bagi peserta didik terus dikembangkan. Sekolah harus terus didorong menjadi tempat mengasah, mengasih, dan mengasuh peserta didik. Sekolah pun harus terus didorong untuk terus menerus memperbaiki diri untuk memaksimalkan fungsi sebagai ruang belajar dan wahana interaksi pelbagai manusia dengan budaya dan agama yang berbeda.

Upaya sekolah untuk mewujudkan gerakan sekolah sehat, aman, ramah anak, dan menyenangkan perlu segera melakukan langkah-langkah yang tepat, terencana, terintergrasi, dan berkesinambungan. Langkah-langkah ini dibuat sebagai pedoman dalam memudahkan dan mempercepat terwujudnya sekolah yang ideal sebagaimana yang direncanakan.

Persiapan: dalam langkah pertama ini pihak sekolah dapat melakukan konsultasi dengan peserta didik untuk menetapkan pemenuhan hak-hak, kebutuhan siswa, dan membuat rekomendasi. Berikutnya semua warga sekolah komitmen untuk membentuk kebijakan sekolah. Kepala sekolah membentuk tim yang bertugas untuk mengidentifikasi potensi sekolah dan peserta didik.

Perencanaan:  dalam langkah kedua tim pengembang menyusun rencana tahunan untuk mewujudkan sekolah sehat, aman, ramah anak, dan menyenangkan yang terintegrasi dalam kebijakan, program, dan kegiatan yang sudah ada.

Pelaksanaan:  dalam langkah ketiga tim pengembang melaksanakan rencana aksi tahunan dengan mengoptimalkan sumber daya sekolah, masyarakat, serta dunia usaha dan industri.

Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan: dalam langkah keempat tim pengembangan melaksanakan pemantauan dan evaluasi atas rencana aksi gerakan sekolah sehat, aman, ramah anak, dan menyenangkan. Selanjutnya melaksanakanpelaporan hasil evaluasi dalam rapat kerja yang dihadiri tim pengembangan dan warga sekolah lainnya.

Kegiatan yang dilakukan untuk mewujudkan gerakan sekolah sehat, aman, ramah anak, dan menyenangkan adalah sebagai berikut:

1. Kegiatan untuk Mencapai Sekolah Sehat

Untuk mewujudkan sekolah sehat perlu dilakukan kegiatan dalam bentuk pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan lingkungan sekolah sehat. Pendidikan kesehatan dapat melalui kegiatan kurikuler pada jam pelajaran  dan dapat terintegrasi kesemua mata pelajaran khusunya pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan. Pendidikan kesehatan dapat juga melalui pendidikan ekstrakulikuler seperti berkemah (persami) lomba, apotek hidup, kebun sekolah, kerja bakti, majalah dinding.

Selain pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan juga perlu diwujudkan dengan bekerja sama dengan puskesmas terdekat.

2. Kegiatan untuk Mencapai Sekolah Aman

Untuk mewujudkan sekolah aman perlu dilakukan program dan langkah-langkah strategis terkait pembudayaan sekolah aman baik secara metal (rohani) maupun fisik (jasmani).

a. Sekolah dapat mengoptimalkan peran guru, Bimbingan Konseling (BK), pendidikan agama, dan kualitas hubungan orang tua dengan anak.

b. Sekolah juga mengadakan bebas pornografi dan pornoaksi yaitu dengan mengadakan razia tas peserta didik dan HP (cek isi).

c. Menoptimalkan pendidikan agama dan karakter. Dan menyiapkan toilet tersendiri bagi peserta didik wanita dan laki-laki.

d. Optimalisasi peran orang tua dalam memilih tayangan edukatif bagi anak-anaknya.

e. Kesiapan sekolah untuk melakukan tanggap terhadap bencana.

3. Kegiatan untuk Mencapai Sekolah Ramah Anak

Prinsip sekolah ramah anak adalah menjadikan peserta didik sebagai subjek utama dalam proses pendidikan di sekolah. Semua konsep dan desain sekolah baik fisik maupun nonfisik telah dirancang untuk memenuhi hak-hak anak sebagai pribadi yang harus dididik dengan perasaan dan budi pekerti yang baik.

Fisik meliputi letak sekolah, penataan ruang belajar, penataan ruang bermain, dan penataan katin. Sedangkan nonfisik meliputi kebijakan dan tata tertib sekolah.

Di dalam proses belajar dilakukan secara inklusif dan nondiskriminatif, semua siswa terlibat dalam proses belajar, dan menerapkan ragam model penilaian yang mengukur kemampuan peserta didik tanpa membandingkan satu dengan yang lain. Selain itu, siswa juga memiliki “pojok curhat” untuk peserta didik di ruang konseling dan memiliki mekanisme perlindungan terhadap peserta didik yang melakukan pengaduan.

4. Kegiatan untuk Mencapai Sekolah Menyenangkan

Prinsip sekolah menyenangkan adalah rasa betah di sekolah. Rasa betah di sekolah ini tidak dirasakan oleh peserta didik tetapi seluruh warga sekolah. Mengapa demikian? Karena antara sesama warga sekolah sudah terjalin ikatan emosional yang salig membutuhkan satu sama lainnya.

Untuk membuat sekolah tetap menyenangkan, beberapa kegiatan yang dapat dilakukan seperti:

a. Memetakan kebutuhan peserta didik dengan wargasekolah lainnya.

b. Memetakan jenis kecerdasan peserta didik sehingga mempermudah guru dalam memahami perkembangan peserta didik.

c. Merancang lingkungan sekolah yang indah, hijau, bersih, sebagai ruang publik siswa.

d. Merancang metode dan kurikulum pembelajaran yang tidak membosankan

e. Merancang bentuk-bentuk pelatihan guru dan tenaga kependidikan yang terfokus pada upaya membentuk sekolah menyenangkan.

f. Merancang kerja sama yang baik dan menguntungkan dengan masyarakat atau didasarkan pada kebutuhan sekolah.

Dapat disimpulkan, apabila sekolah sudah memiliki visi dan misi membangun sekolah yang sehat, aman, ramah anak, dan menyenangkan dan membuat program tindakan yang dilakukan, maka akan terwujud sekolah yang menjadi rumah yang menyenangkan; guru-guru akan menjadi orang tua yang baik yang akan selalu dirindukan kehadirannya; sedangkan peserta didik menjadi anak yang selalu merindukan sekolah dan kehadiran para guru dan warga sekolah lainnya.